Minggu 5 Juni 2016 bertepatan dengan hari ke 29 bulan
Sya'ban. Ijtimak matahari dan bulan terjadi sebelum dhuhur, pukul 10:01:51 WIB. Sore harinya, saat matahari
tenggelam, posisi bulan di atas ufuk barat dengan ketinggian rata-rata 4
derajat, untuk wilayah Indonesia Barat dan 3 derajat untuk bagian Timur
Demikian kira-kira informasi yang kita dapat dari pemerhati
ilmu alam, astronom dan para ahli falak seputar penentuan awal shaum/puasa
Ramadhan tahun ini.
Bagi kaum
muslimin (Muhammadiyah) yang menyandarkan penentuan bulan baru dengan metoda
hisab akan melaksanakan shaum keesokan harinya, Senin 6 Juni.
Bagi
saudara kita yang memakai metoda hisab&rukyat, terlebih dahulu akan
melakukan rukyatul hilal pada Minggu sore 5 Juni. Jika hilal dapat terlihat maka
esok hari shaum (sama dengan Muhammadiyah), namun jika tidak, maka shaum baru
dilakukan lusa.
Pihak
Pemerintah (KEMENAG) akan melakukan sidang itsbat dengan mengolah informasi
hasil hisab dan rukyat yang telah dilakukan Minggu sore 5 Juni untuk menentukan
apakah shaum harus dilaksanakan Senin 6 Juni atau hari berikutnya Selasa 7 Juni
2016.
Dari
informasi falakiyah (astronomis) di
atas, dengan kisaran 3-4 derajat ketinggian hilal terbuka kemungkinan para
perukyat akan bisa melihat atau memotret hilal pada hari Minggu Sore. Artinya
pihak Kemenag dan kaum muslimin dari NU, PERSIS dan beberapa organisasi lain
akan menyampaikan keputusan yang sama yaitu berpuasa mulai hari Senin 6 Juni
2016, sama dengan saudara kita dari Muhammadiyah.
0 komentar:
Posting Komentar